Minimnya perhatian masyarakat pada lagu yang menjadi pemenang sebuah festival ditengarai lantaran masih sulitnya mempersatukan antara ajang itu dengan industri musik. Padahal bila ditilik dari ajang tersebut kadang bermunculan penyanyi atau pencipta lagu yang mumpuni di kemudian hari. Begitu pendapat Purwatjaraka hanya kepada KapanLagi.com belum lama berselang di FX Plaza.
"Itu kan kayak FFI (Festival Film Indonesia, red) dulu, di mana fenomenanya tak laku. Tapi itulah sulitnya menggabungkan festival dan industri. Indonesia kelihatannya seringkali belum bisa walau beberapa kali oke. Misalnya LCCR di mana Trie Utami dengan lagu Oh Indahnya itu. Namun zaman sudah berubah, sekarang kalau jualan tak hanya marketing dan kemasan tapi juga saingan sehingga kejadiannya nggak bisa sama lagi," urainya.
Dilanjutkan, selain itu kurangnya penggunaan media sebagai alat publikasi kerap diabaikan sehingga terkadang masyarakat tidak tahu ada penyanyi atau lagu dari sebuah festival.
"Media dipakai nggak? Kemasannya gimana? Semua dipikirkan nggak? Karena semua itu juga suatu yang tak terpisahkan. Jadi kalau dibilang gagal nggak bisa sebab orang malah nggak tahu kalau ada yang bagus, misalnya lagu anak-anak? Siapa bilang nggak ada yang cipta? Tiap tahun saya rilis lewat Gramedia, Universal dan sebagainya," katanya lagi.
Lalu bagaimana antisipasi agar lagu dari gelaran festival diminati masyarakat? Menurut kakak Trie Utami itu, semua yang berkaitan dengan lagu mestinya beriringan menyesuaikan zaman.
"Misalnya aransemen ikut dengan yang ada saat ini dan memang harus demikian. Kita jualan dalam dan luar oke. Tapi secara pribadi terlepas dari pasar, festival dapat dijadikan sebagai tempat pembinaan untuk kesempatan dan harus dinilai positif serta memiliki kontribusi," imbuh Kang Purwa, begitu kerap disapa.
Sabtu, 20 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Apreasiasi musik Purwa Caraka”
Posting Komentar
Siapapun yang berkunjung, kiranya bersedia memberikan komentar atau sekedar coretan.....